banner 120x600 banner 120x600banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Uzbekistan Jadi Langganan Ekspor Minyak Sawit Indonesia

Presiden Jokowi menemui Wakil Perdana Menteri (PM) Uzbekistan Zoyir Mirzaev di Istana Merdeka, Jakarta pada 2017 lalu. [Foto Kris - Biro Pers Setpres]

sitepontianak.com – Hubungan bilateral Indonesia dan Uzbekistan telah berlangsung sejak lama, terutama di bidang ekonomi. Hari ini hubungan tersebut kembali ditilik mengingat Tim Nasional Sepak Bola Indonesia akan bertanding dengan Timnas Uzbekistan dalam laga semifinal Piala Asia U-23 nanti malam.

Belum banyak yang tahu jika Uzbekistan menjadi target utama Indonesia dalam ekspor minyak kelapa sawit. Mengutip situs kemlu.go.id, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Asosiasi Lemak & Minyak Uzbekistan/Assotsiasiya “Uzyog’moysanoat” menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk menjalin kerja sama di bidang pertukaran keahlian dalam produksi dan pengolahan minyak nabati di Hotel Internasional Tashkent di Uzbekistan pada September 2023 lalu.

Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, memproduksi sekitar 50 juta ton setiap tahunnya, di mana sekitar 20 juta ton dikonsumsi di dalam negeri, dan 30 juta ton diekspor.

Salah satu produsen dan pengguna minyak nabati terkemuka di Asia Tengah, Uzbekistan mempunyai potensi untuk menjadi pusat produksi dan pengelolaan minyak nabati regional.

Melalui MoU tersebut, Uzbekistan dapat meningkatkan produksi dalam negerinya dengan memanfaatkan pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik Indonesia di bidang pengolahan minyak sawit. Selain poin-poin di atas, MoU ini diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan bilateral kedua negara.

Potensi perluasan kerja sama Indonesia – Uzbekistan tidak hanya di bidang sawit juga dibuktikan dengan pembentukan Kelompok   Kerja   Bersama atau Joint Working Group (JWG) pada 2021 lalu untuk memaksimalkan hubungan ekonomikedua negara. Ada beberapa potensi kerja sama bilateral yang bisa dikembangkan kedua negara.

Pertama, Indonesia  menghasilkan  banyak  produk  agribisnis  daerah  tropis,  seperti  kopi,  pisang,  karet,  dan crude palm oil (CPO). Ke depannya, peningkatan penggunaan energi terbarukan berdampak positif terhadap CPO sebagai salah satu biofuel yang cukup efisien.

Kedua,  Uzbekistan  membutuhkan  buah-buah  tropis,  seperti  pisang,  buah  naga,  alpukat,  dan  kopi  untuk konsumsi  dan  bahan  baku  industrinya.  Diharapkan  terjalin sister  city antara  kota  di  Uzbekistan  dengan daerah-daerah penghasil buah-buah tropis di Indonesia.

Ketiga, Uzbekistan sebagai negara land lock atau tidak memiliki laut kerap bekerja sama dengan sejumlah negara yang memiliki  pelabuhan,  seperti  Rusia.  Saat  ini,  Uzbekistan  tengah  merencanakan  pembangunan  jalur transportasi berupa  kombinasi  rel  kereta  dan  jalan  raya,  dari  Uzbekistan  ke  Rusia  dan  dari  Uzbekistan  ke Afganistan hingga Pakistan. BUMN sektor konstruksi Indonesia berpeluang besar untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan di Uzbekistan.

Sumber: Suara.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *