sitepontianak.com – Kondisi laut merah semakin hari makin memanas, padahal laut merah merupakan jalur para kapal tanker melayar. Namun, di tengah situasi genting laut merah, ternyata ada dua kapal tanker yang berhasil melewati Laut Merah.
Salah satu kapal tanker yang berhasil lolos itu juga berbendera Indonesia.
Seperti dilansir dari Reuters, dua kapal tersebut sebelumnya menjauh dari Laut Merah, namun berbalik arah melintasi Selat Bab al-Mandab. Berbaliknya dua kapal tanker itu juga diketahui berdasarkan pelacakan yang dilakukan LSEG dan Kpler.
Dua kapal itu melintasi Laut Merah seminggu setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris menyerang Houthi di Yaman.
Tidak diketahui alasan kembalinya kedua kapal tanker tersebut, namun beberapa analis industri mengatakan kapal-kapal yang bersedia terus menggunakan rute Laut Merah mungkin bisa mendapatkan keuntungan dari keraguan di pasar angkutan barang lainnya.
“Bisa jadi beberapa pemilik kapal tanker bersedia melewati Laut Merah jika (biaya) pengangkutannya tepat,” kata Alberto Ayuso Martin, kepala penelitian di Medco Shipbrokers yang berbasis di Spanyol, seperti dikutip, Jumat (2/2/2024).
Adaon, dua kapal tanker Aframax yang melewati Bab al-Mandab itu adalah Gamsunoro berbendera Indonesia dan Free Spirit berbendera Kepulauan Marshall.
Menurut data, kedua kapal tanker tersebut membawa bahan bakar berat dan terakhir kali singgah di Fujairah, salah satu pusat bahan bakar minyak terbesar di dunia.
Kapal-kapal itu melintas ketika hampir seminggu Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan terhadap Houthi di Yaman. Sebanyak dua kapal tanker jenis Aframax yang melewati Bab al-Mandab pada 17 Januari adalah Gamsunoro berbendera Indonesia dan Free Spirit berbendera Kepulauan Marshall.
Kedua kapal tanker tersebut membawa bahan bakar berat dan terakhir kali singgah di Fujairah yang merupakan salah satu pusat bahan bakar minyak terbesar dunia di Uni Emirat Arab (UEA).
Hanya saja sampai saat ini belum ada keterangan lebih lanjut terhadap pemilik dua kapal tanker tersebut.
Reuters telah melacak setidaknya 22 kapal tanker minyak lainnya telah dialihkan atau dihentikan sejak peringatan Jumat lalu dari Pasukan Maritim Gabungan (CMF) pimpinan AS di Bahrain agar kapal menghindari Selat Bab al-Mandab selama beberapa hari.
Sebanyak 15 kapal tanker minyak mengambil rute yang lebih panjang di sekitar Tanjung Harapan dari kedua arah, yang dapat memakan waktu hingga tiga minggu untuk pelayaran antara Asia dan Eropa.
Sumber: Suara.com