banner 120x600banner 120x600 banner 120x600

Anggaran Pendidikan dan Kesehatan Jadi ‘Kunci’ Indonesia Lepas dari Middle Income Trap

Sri Mulyani di IKN. (Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

sitepontianak.com – Menkeu Sri Mulyani Indrawati menekankan, peningkatan produktivitas adalah kunci utama untuk mencegah Indonesia terjebak dalam jebakan negara berpendapatan menengah, atau middle income trap.

Pernyataan ini disampaikannya dalam Kuliah Umum dengan tema “Kebijakan Fiskal di Tengah Konstelasi Ketidakpastian Global” yang diadakan di Kampus Universitas Diponegoro (Undip), Semarang.

“Kita ingin supaya Indonesia terhindar dari middle income trap maka kita lihat produktivitas adalah bagian yang paling penting. Suatu negara itu nggak bisa tumbuh hanya dengan menambah konsumsi tanpa dia menciptakan suatu productivity,” kata Sri Mulyani pada Senin (23/10/2023).

Menurut eks pejabat tinggi Bank Dunia itu, pemerintah terus berupaya mengalokasikan anggaran pendidikan dan anggaran kesehatan yang memiliki kaitan erat dengan produktivitas.

Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk individu yang berpengetahuan. Saat siswa dan mahasiswa terus menggali ilmu, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dan menjadi individu yang kompeten, hal ini akan memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik.

“Maka dari itu, ini merupakan salah satu jenis investasi, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, maupun jaringan sosial, karena sumber daya manusia adalah kunci,” jelas Menkeu.

Namun, ia juga menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur memegang peranan vital dalam mendukung produktivitas. Infrastruktur yang memadai adalah faktor yang tak kalah penting, karena ketiadaannya dapat menghambat produktivitas individu. Oleh karena itu, pemerintah memprioritaskan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas.

Di sisi lain, Bendahara Negara juga menyebut birokrasi pemerintah dan regulasi juga menjadi faktor penting agar tidak menjadi penghambat.

“Kalau pemerintahannya tidak jalan juga tidak bagus. Birokrasi menjadi penting, agar dia tidak menjadi faktor penghambat. Regulasi menjadi penting,” ujar dia, disitat dari Suara.com.

Kuliah umum tersebut dihadiri oleh sivitas akademika dari Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Kuliah umum tersebut dihadiri oleh sivitas akademika dari Universitas Diponegoro (Undip) dan Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *