banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Kenali Bentuk Penis Normal vs Tidak Normal: Ini Ciri Mr P Bengkok yang Bahaya

Ilustrasi penis / Mr P bengkok. (Shutterstock)

sitepontianak.com – Sebagian pria merasa Mr P bengkok yang dimiliki bisa menambah kenikmatan bercinta. Tapi waspada, dokter mengatakan ada beberapa tanda Mr P bengkok yang justru jadi tanda bahaya.

Dokter Spesialis Urologi RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) dr. Widi Atmoko, Sp. U (K) ungkap ciri dan bentuk penis normal vs penis tidak normal yang perlu diwaspadai. Menurut dr. Widi banyak lelaki alami Mr P bengkok yang tidak semuanya harus dipermasalahkan. Ini karena jika Mr P bengkoknya tidak berlebihan, tidak ada sakit, dan tetap bisa enjoy berhubungan seks, maka tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan.

“Pada prinsipnhya kalau pada pasien tersebut, dia masih bisa berhubungan seksual tidak ada keluhan, ereksinya masih bagus, istri nggak ada masalah, nggak usah diterapi apapun nggak masalah,” ujar dr. Widi beberapa waktu lalu di RSCM, Sabtu (7/10/2023).

Kondiri Mr P bengkok juga tidak perlu dikhawatirkan, apalagi jika sudah bengkok sejak kecil tapi tidak ada keluhan dan tetap bisa ereksi, maka masuk kategori penis normal. Tapi jika sudut kemiringan bengkok sudah berlebihan, bahkan nyeri maka harus segera berkonsultasi dengan dokter urologi.

“Tapi ada beberapa kasus sudut (bengkok)nya lebih dari 60 derajat, tidak bisa berhubungan ada keluhan nyeri, jadi segera ke dokter itu memang perlu terapi atau bahkan tindakan operasi,” jelas dr. Widi. Disitat dari Suara.com.

Sehingga kategori penis normal vs penis tidak normal bukanlah dilihat dari panjang atau besarnya, tapi bisakah organ intim lelaki itu berfungsi dengan baik termasuk fungai berkemih dan berhubungan intim. Apalagi terkait ukuran dr. Widi mengatakan semakin banyak orang mengalam body dysmorphic disorder (BDD).

BDD adalah gangguan kesehatan mental ketika seseorang tidak bisa berhenti memikirkan kekurangan yang dalam penampilannya. Padahal, kekurangan ini tampak kecil atau tidak terlihat, bahkan tidak menjadi perhatian besar bagi orang lain.

Kondisi ini kerap dikaitkan dengan anggapan penis pendek cenderung membuat tidak percaya diri, padahal saat diukur dengan homogram atau tolok ukuran sesama orang Asia dengan umur yang sama masuk kategori penis normal.

“Kalau definisi penis pendek itu dia panjangnya secara ditarik dari pangkal peniz sampai ujung itu, di bawah luas standar deviasi orang rata-rata dari ras yang sama dan usia yang sama. Jadi kalau masih (sesuai ukuran standar orang Asia) maka masuk golongan normal, jadi dia normal,” beber dr. Widi.

Sehingga dengan kondisi ini dr. Widi sangat tidak menyarankan pasien asal melakukan tindakan terapi pembesaran penis atau bahkan operasi karena bisa berbahaya.

“Jadi diskrining gitu, jangan asal merasa penis pendek. Terus ingin dipanjangin, karena pada beberapa kaus apabila tidak melibatkan tim medis malah menimbulkan komplikasi pada saat terapi tersebut,” pungkas dr. Widi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *