sitepontianak.com – Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 17 ‘Blossom’ sudah menginjak hari keempat. Terpantau setiap hari, Empire XXI, Yogyakarta diwarnai antrian di setiap studionya. Sampai hari keempat jumlah penonton sudah lebih dari 7.000 penonton.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, JAFF selalu menjadi titik temu para pembuat dan pemain film dengan para penontonnya. Selain itu, beragam Special Program JAFF17 juga menjadi ajang belajar dan diskusi yang diikuti oleh mereka yang tertarik dengan berbagai profesi di industri film.
Special Program yang diadakan di Gedung Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) tersebut selalu disambut dengan antusias para pengunjung. Terbukti dari ramainya peserta yang hadir pada setiap Special Program yang sudah berlangsung.
Dan pada empat hari tersisa ini, berbagai program menarik dan mengedukasi lainnya juga masih bisa diikuti yang akan menghadirkan narasumber profesional dari industri film.
Program-program tersebut, antara lain Public Lecture: Reflecting Asian Cinema: Recognition or Visibility?, Discussion Forum: Repositioning Jogja, Master Class: Character Development in Directing with Ho Yuhang, Talks: Ask the Cinematographers with Indonesian Cinematographers Society, dan Talks: Dare to be A Webtoonist! by Kwikku.
Selain Special Program, JAFF17 juga dipenuhi dengan diskusi bersama para pembuat dan pemain film seusai pemutaran film. Sebut saja, film Autobiography yang mendapat sambutan yang luar biasa dari penonton JAFF17 dan full house hanya dalam 15 menit setelah penjualan tiket dibuka.
Pemutaran tambahan Autobiography rencananya akan dilakukan pada Sabtu, 3 Desember 2022 jam 14:45 WIB, dengan tiket yang hanya dapat dibeli langsung di Empire XXI, Yogyakarta.
Pemutaran tersebut akan dihadiri oleh sutradara Makbul Mubarak, produser, Yulia Evina Bhara, dan para pemain yang diwakili oleh Kevin Ardilova dan Yusuf Mahardika.
Film Keramat 2 dihadiri oleh produser senior Chand Parwez Servia dan pemain filmnya, Keanu Agl. Dian Sastrowardoyo juga turut hadir mewakili film yang ia buat. Film pendek berjudul Dini Hari yang ia sutradarai, masuk ke dalam program Asian Perspectives – Short.
Tak hanya para pembuat film dari Indonesia yang hadir, para pembuat dan pemain film dari Asia pun turut hadir berdiskusi dan melakukan sesi tanya jawab. Sutradara senior asal Malaysia Dain Said bersama aktor Bront Palarae menghadiri sesi tanya jawab filmnya, Harum Malam.
Sutradara asal India, Ritesh Sharma juga turut berbagi dan menjawab berbagai pertanyaan penonton usai filmnya The Brittle Thread diputar.
Diskusi dan sesi tanya jawab dari film-film yang akan diputar di JAFF17 masih akan terus berlangsung. Film-film dengan sesi Q&A Bersama pembuat film setelah filmnya diputar, antara lain Before, Now & Then (Nana) (Kamila Andini), Mencuri Raden Saleh (Angga Dwimas Sasongko), Come Back Anytime (John Daschbach), Jiseok (Kim Young-jo), dan masih banyak lagi.
Tak hanya menjadi titik temu para pembuat film dengan penontonnya, JAFF juga menjadi ruang bagi para pembuat film bertemu dengan sejawatnya, serta menjadi tempat lahirnya para pembuat film baru.
“Selaku pendiri JAFF, saya ingin mengatakan kebahagiaan film Indonesia tahun ini adalah karya-karya hebat dari sutradara-sutradara muda Indonesia. Salah satunya adalah Makbul Mubarak dengan filmnya, Autobiography, film yang menggambarkan secara mikro merepresentasikan makro wajah dan politik kita,” tutur Garin Nugroho dalam sambutannya sebelum pemutaran Autobiography.